Monday, March 28, 2016

Bandung Disebut Tak Ramah HAM, Ini Komentar Ridwan Kamil

Insiden penolakan pertunjukan monolog Tan Malaka beberapa waktu lalu menjadi viral di dunia maya. Sejumlah pihak pun mempertanyakan status Kota Bandung yang disebut sebagai kota ramah hak asasi manusia (HAM).
Insiden serupa kembali terjadi saat sejumlah seniman menggelar peringatan Perayaan Tubuh 2016 di Tugu Kilometer Nol, di Tugu Asia Afrika, Bandung, Minggu (27/3/2016) malam. Sejumlah aparat kepolisian membubarkan pertunjukan tersebut lantaran dinilai tak mengikuti prosedur.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil angkat bicara soal mencuatnya dua insiden yang dinilai para seniman sebagai pembungkaman kebebasan berekspresi.
Pria yang kerap disapa Emil itu mengaku sepakat bahwa para seniman mempunyai kebebasan berekspresi. Namun, dia mengimbau agar segala bentuk kegiatan tak menyalahi prosedur.
"Kalau saya inginnya kebebasan ini bertanggung jawab, tetapi mungkin polisi punya pertimbangan lain," kata Emil di Hotel Panghegar, Jalan Merdeka, Senin (28/3/2016).
Hingga kini, Emil mengaku belum mengetahui adanya insiden pembubaran pertunjukan seni oleh kepolisian.
"Saya belum ada laporan. Saya baca di Twitter ada yang diberhentikan," katanya.
Terkait banyaknya pertanyaan tentang klaim Bandung sebagai Kota HAM, Emil menjelaskan saat ini Bandung tengah berupaya membangun fondasi atau pijakan utama menuju kota ramah HAM.
"Makanya, kenapa Bandung Kota HAM ini bukan berarti sudah ramah HAM. Justru ini saya membangun fondasi, mari kita menuju Kota HAM. Deklarasi itu bukan berati kita sudah Kota HAM. Kita mulai pijakan pertama menuju Kota HAM dengan standar PBB," kata dia.
(Baca juga: Bandung Canangkan Diri sebagai Kota Ramah HAM)
Jadi, sambungnya, dia menyayangkan adanya cibiran soal program Kota Bandung yang mencanangkan sebagai Kota Ramah HAM.
"Jadi, jangan jadi bahan ejekan kalau ada isu terus katanya Kota HAM. Kita ini sedang memulai proses Kota HAM yang ideal," katanya.

No comments:

Post a Comment