Monday, March 28, 2016

Ini Kronologi Perempuan yang Todongkan Pistol di Bandara Soekarno-Hatta

Petugas piket sentra pelayanan kepolisian (SPK) Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Ajun Inspektur Satu Slamet Haryadi, menceritakan bagaimana awalnya Magfira (21) pergi ke Terminal 2D dan menodongkan pistol ke penumpang, Senin (28/3/2016) siang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Magfira awalnya jalan kaki dari arah Tangerang ke bandara melalui Jalan Perimeter Selatan, Senin pagi.
"Dari saksi mata yang melihat, ada perempuan pakai mukena jalan kaki di sepanjang jalan itu. Di tengah jalan, antara dia nyetop taksi atau sopir taksinya ngasih tumpangan, naiklah dia sampai ke Terminal 2D itu, pintu keberangkatan," kata Slamet kepada Kompas.com.
Setelah naik taksi, Magfira meminta diantar ke Terminal 2D. Sesampainya di sana, sesaat setelah membuka pintu taksi, Magfira menodongkan pistol yang adalah airsoft gun kepada orang di sekitar sana.
Sembari menodongkan pistol itu, Magfira juga memarahi orang-orang di dekatnya. Hingga akhirnya Magfira diamankan oleh anggota marinir dan dibawa ke Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Magfira berada di polres hingga kakaknya yang bernama Muhammad Sapril (26) datang menjenguk.
Sapril datang langsung dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengunjungi Magfira. Namun, setelah menghampiri tempat tinggal sementara Magfira di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Sapril tidak menemuinya hingga menerima telepon dari polisi tentang kondisi Magfira di Polresta Bandara Soekarno-Hatta.
Magfira sendiri yang memberikan nomor telepon Sapril kepada polisi. Setelah dijemput Sapril, Magfira dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat, untuk diperiksa lebih lanjut. Polisi tidak memproses hukum peristiwa tersebut karena menduga Magfira mengidap gangguan jiwa.
"Itu dugaannya kelainan jiwa, jadi tidak kami proses hukum. Diserahkan ke pihak keluarga," tutur Kasat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Aszhari Kurniawan, secara terpisah. (Baca: Turun dari Taksi, Seorang Perempuan Todongkan Pistol di Bandara Soekarno-Hatta)
Selain airsoft gun, polisi juga menemukan sejumlah kartu identitas dan kartu kepemilikan airsoft gun atas nama Supriadi. Kartu identitas yang ditemukan adalah KTP, SIM C, Kartu Tanda Anggota South Sumatera Sniper Airsoft Club, kartu kepemilikan airsoft gun, dan NPWP.
Semua nama yang tertera di kartu identitas itu adalah Supriadi, warga Pondok Aren, Tangerang Selatan. Belum diketahui apa hubungan antara Supriadi dengan aksi Magfira di bandara.

Perempuan yang todongkan pistol berjenis serupa dengan revolver ke penumpang di pintu keberangkatan Terminal 2D Bandara Soekarno-Hatta dipastikan sebagai seorang mahasiswi di sebuah universitas di wilayah Tangerang Selatan.
Hal itu diungkapkan petugas piket sentra pelayanan kepolisian Polresta Bandara Soekarno-Hatta, Ajun Inspektur Satu Slamet Haryadi, kepada Kompas.com, Senin (28/3/2016).
"Namanya Magfira, umurnya 21 tahun, masih muda. Dia mahasiswi, tinggal indekos di daerah Ciputat. Dia sudah dijemput sama kakaknya, tadi namanya Muhammad Sapril (26)," kata Slamet.
Slamet menjelaskan, Sapril datang dari Makassar, Sulawesi Selatan, untuk menjenguk adiknya. Namun, adiknya tidak ada di tempatnya di Tangerang Selatan. Akhirnya, dia mendapat kabar dari Polresta Bandara Soekarno-Hatta bahwa Magfira sedang berada di sana.
Terkait alasan Magfira yang turun dari taksi dan tiba-tiba menodongkan pistol ke penumpang di sana, Slamet belum bisa menjelaskan hal itu.
Selama diamankan di polres, Magfira tidak bersedia ditanya. Ia bahkan mengamuk kepada polisi yang mendekat. "Ini komputer sampai dirusak-rusakin sama dia. Saya juga diludahin," tutur Slamet.
Adapun pistol yang digunakan adalah airsoft gun, bukan senjata api.
Saat ini, Magfira sudah dibawa Sapril ke Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan di Grogol, Jakarta Barat, untuk diperiksa lebih lanjut.
Bersamaan dengan pengamanan Magfira, ada sejumlah barang yang ikut disita, antara lain beberapa kartu identitas atas nama Supriadi dan peluru airsoft gun.

No comments:

Post a Comment