Monday, March 28, 2016

Mantan Dirut Perhutani Daftar Jadi Calon Wali Kota Independen karena Tak Punya Mahar

Mantan Direktur Utama Perum Perhutani, Transtoto Handadhari, hari ini Senin (28/3/2016), mengembalikan formulir pendaftaran calon wali kota jalur independen ke sekretariat Jogja Independent (Joint) di Kedai Kebun, Tirtodipuran, Kota Yogyakarta.
Kepada wartawan, Transtoto mengatakan dirinya mendaftar dan bergabung dengan Joint bukan karena semata-mata ingin jadi penguasa, melainkan dorongan dan panggilan jiwa untuk memperbaiki kondisi Kota Yogyakarta.
"Ini bukan semata-mata untuk menjadi penguasa, kalau perlu saya tidak digaji. Ini tulus panggilan untuk memperbaiki kondisi Kota Yogyakarta yang istimewa," jelas Transtoto, Senin.
Ia mengaku memilih jalur independen karena salah satunya tidak ada mahar uang. Lagi pula, ia mengaku tidak mempunyai uang jika harus memberi mahar untuk mendaftar sebagai calon wali kota.
"Saya dari dulu independen, gabung di sini karena tidak memakai mahar uang. Wong saya juga tidak punya uang," tegasnya.
Menurut Transtoto, Kota Yogyakarta tidak perlu menjadi metropolitan jika hanya menyebabkan kemacetan dan tidak mengubah perekonomian warga menjadi lebih baik.
Menurut dia, Kota Yogyakarta yang istimewa lebih baik dipertahankan kesederhanaan, kenyamanan dan keramahan masyarakatnya, sehingga orang-orang yang datang dan tinggal di kota Yogya merasa betah, nyaman dan aman. Jadi mereka akan kangen untuk kembali lagi ke Yogyakarta.
"Tidak perlu menjadi metropolitan, Yogya harus tetap sederhana, berbudaya, menghargai norma, menghargai perbedaan dan melestarikan lingkungan," urainya.
Transtoto menginginkan Yogyakarta sebagai kota yang berwawasan lingkungan. Salah satunya dengan menggalakan penanaman pohon.
"Saya ingin Yogyakarta hijau, trotoar itu bisa ditanami pohon. Menanam kan tidak perlu luas, di rumah-rumah warga kan juga bisa," tegasnya.
Diakuinya, saat ini Yogyakarta sudah mulai menjadi Kota yang macet. Trotoar berubah menjadi tempat warung makan, bahkan di beberapa lokasi menjadi tempat parkir.
Guna memperbaiki kondisi kota Yogyakarta, jalannya adalah menjadi pemimpin atau memberikan masukan ide.
"Caranya dengan menjadi memimpin atau memberi ide. Tapi saya tidak berambisi besar, kalaupun diberikan kepercayaan saya siap," pungkasnya.

No comments:

Post a Comment