Pengunjung dari berbagai lapisan usia antusias mengamati ruang-ruang dan ornamen Balai Kota Jakarta di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (12/9/2015). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama resmi membuka kompleks pusat pemerintahan Provinsi DKI sebagai obyek kunjungan gratis setiap Sabtu dan Minggu dari pukul 09.00 sampai pukul 17.00.
Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menemukan makanan mengandung formalin di dalam dagangan yang dijual pedagang kaki lima (PKL) di wisata Balai Kota DKI Jakarta.
Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Endang Sriana Purwati mengatakan ada sebanyak tiga pedagang yang diketahui menjual makanan mengandung zat berbahaya.
"Makanan berformalin ditemukan pada tahu, bakso, dan kerupuk," kata Endang, di Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Makanan-makanan tersebut langsung diminta untuk diturunkan dan tidak dijual lagi. Pedagang masih diberi kesempatan berjualan hingga Minggu (20/9/2015). Namun jika esok hari mereka masih menjual makanan berformalin, para pedagang tersebut terancam diusir.
"Saya akan cek lagi dan monitor. Kalau masih jualan yang sama, minggu depan kami coret. Saya enggak mau ada itu lagi," kata Endang.
Endang mengaku telah meminta keterangan pedagang. Berdasarkan pengakuan pedagang, mereka hanya membeli bahan makanan tersebut di pasar. Instansinya akan menelusuri makanan tersebut berasal.
Saat ini ada 32 PKL yang berdagang di Wisata Balai Kota. Mereka hanya akan berjualan dalam satu periode yakni hingga akhir September. Kemudian diganti dengan pedagang lainnya.
"Kami akan terus monitor bersama dengan BPOM. Karena waktu merekrut mereka, kami juga sudah imbau agar tidak menjual makanan mengandung zat berbahaya," ujar Endang.
Adapun beberapa makanan yang dijual di selasar Wisata Balai Kota seperti Empek-empek, Siomay, Soto Mie, Sop Iga, Soto Betawi, Kerak Telor, Nasi Rames, Ayam Penyet, dan lain-lain.
Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM) menemukan makanan mengandung formalin di dalam dagangan yang dijual pedagang kaki lima (PKL) di wisata Balai Kota DKI Jakarta.
Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Endang Sriana Purwati mengatakan ada sebanyak tiga pedagang yang diketahui menjual makanan mengandung zat berbahaya.
"Makanan berformalin ditemukan pada tahu, bakso, dan kerupuk," kata Endang, di Jakarta, Sabtu (19/9/2015).
Makanan-makanan tersebut langsung diminta untuk diturunkan dan tidak dijual lagi. Pedagang masih diberi kesempatan berjualan hingga Minggu (20/9/2015). Namun jika esok hari mereka masih menjual makanan berformalin, para pedagang tersebut terancam diusir.
"Saya akan cek lagi dan monitor. Kalau masih jualan yang sama, minggu depan kami coret. Saya enggak mau ada itu lagi," kata Endang.
Endang mengaku telah meminta keterangan pedagang. Berdasarkan pengakuan pedagang, mereka hanya membeli bahan makanan tersebut di pasar. Instansinya akan menelusuri makanan tersebut berasal.
Saat ini ada 32 PKL yang berdagang di Wisata Balai Kota. Mereka hanya akan berjualan dalam satu periode yakni hingga akhir September. Kemudian diganti dengan pedagang lainnya.
"Kami akan terus monitor bersama dengan BPOM. Karena waktu merekrut mereka, kami juga sudah imbau agar tidak menjual makanan mengandung zat berbahaya," ujar Endang.
Adapun beberapa makanan yang dijual di selasar Wisata Balai Kota seperti Empek-empek, Siomay, Soto Mie, Sop Iga, Soto Betawi, Kerak Telor, Nasi Rames, Ayam Penyet, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment