Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, kembali menuai kontra dalam isi ceramah keagamaannya yang bermula pada 13 November lalu. Habib Rizieq yang mengisi kegiatan ceramah keagamaan yang digelar di Purwakarta, dirinya plesetkan kata salam budaya sunda Sampurasun.
Dirinya juga mengklaim bahwa Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi sedang mamasyrakatkan sampurasun tapi sedang merusak umat Islam Purwakarta dengan racun.
Pernyataan Rizieq yang memplesetkan salam sampurasun menjadi campurracun membuat masyarakat sunda geram dan melaporkannya ke polisi. Tak hanya melaporkannya ke kepolisian, Rizieq pun dituntut minta maaf atas plesetannya itu. Ormas Sunda yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sunda (AMS), dan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) ingin Rizieq yang langsung meminta maaf, bukan diwakilkan.
"Yang dituntut oleh belasan organisasi Sunda adalah permintaan maaf secara langsung oleh Habib Rizieq, bukan diwakilkan," kata Sekjen DPP AMS, Dendi Alamsyah, di markas, DPP Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Kota Bandung, Kamis (26/11).
Terkait kisruh plesetan sampurasun tersebut, Habib Rizieq pun ditolak kedatangannya ke Purwakarta. Pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta tidak memberikan izin penggunaan aula untuk pelatihan FPI yang turut mengundang Habib Rizieq Shibab untuk perhelatannya, Sabtu (19/12). Wakil Direktur UPI Purwakarta Agus Muharam beralasan aula dipakai untuk agenda mahasiswa.
"Sebelumnya pihak FPI mengajukan izin, untuk menggunakan tempat di kampus kami menggelar agenda. tapi kami tidak berikan izin karena pada kesempatan yang sama ada agenda mahasiswa," kata Agus Muharam, Kamis (17/12).
Alasan lainnya, kata Agus, pihak kampus memahami kondisi saat ini yang tengah didera konflik FPI dengan masyarakat Sunda terkait plesetan salam Sunda sampurasun.
"Kasus itu pun termasuk salah satu alasan kami tidak memberikan izin, lebih baik kami memilih netral," ujar Agus.
Agus juga menegaskan, jika kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan, dinilainya kurang etis jika harus memfasilitasi FPI di tengah suasana gaduh saat ini.
Sementara, penolakan terhadap kedatangan Habib Rizieq, juga dilakukan ribuan massa dari Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM), dengan menggelar unjuk rasa di sejumlah titik di Purwakarta pada Jumat,(18/12). AMSM menolak kedatangan Rizieq yang hendak melakukan pelantikan terhadap pengusur FPI Purwakarta pada Sabtu 19 Desember.
Saat melakukan orasi di kantor DPRD Purwakarta, mereka menolak kedatangan Habib Rizieq karena dianggap sebagai sosok kerap memperkeruh suasana, di tengah ketenangan masyarakat.
"Kita tolak, karena memang nyata-nyata dia selalu menjadi awal dari segala bentuk kerusuhan, selalu membuat provokasi. Bukan tidak mengizinkan acara, tetapi sepanjang itu pengajian, kenapa tidak. Kita menjunjung tinggi asas-asas pengajian-pengajian, nilai-nilai tinggi religius. Syiar agama silakan, tapi tidak ada provokasi," kata Ketua Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, Nurwin.
Nurwin menyatakan, Habib Rizieq kerap melakukan provokasi membenturkan umat. Terlebih saat kedatangannya beberapa waktu lalu ke Purwakarta, Habib Rizieq telah mempelesetkan salam Sunda, Sampurasun, menjadi campur racun. Dia juga masih tidak terima dengan tuduhan Purwakarta adalah daerah darurat aqidah.
Puncak dari penolakan tersebut pada 19 Desember 2015 bentrok terjadi antara kedua kubu antara massa Front Pembela Islam (FPI) kelompok massa dari sejumlah aliansi Masyarakat Purwakarta, terjadi di Jalan Veteran, Griya Asri, Purwakarta, Jawa Barat.
Dalam bentrokan itu, massa dari kedua kubu terlibat saling lempar batu. Akibatnya, salah seorang massa dari FPI mengalami luka di bagian dahi.
Bentrokan pecah ketika kedua kelompok massa itu saling berpapasan saat keduanya tengah melakukan konvoi di jalanan. Selain mengakibatkan satu orang terluka, dua sepeda motor mengalami kerusakan parah.
Salah seorang saksi mata, Hari mengatakan, kericuhan dipicu oleh aksi kelompok FPI yang terlebih dahulu melakukan perusakan terhadap sepeda motor warga yang konvoi.
"Awal keributan terjadi saat massa dari masyarakat berpapasan, kemudian FPI melakukan perusakan terhadap dua sepeda motor," kata Hari.
Beruntung keributan tidak berlangsung lama, setelah petugas kepolisian dari Resor Purwakarta yang dibantu TNI, segera mengamankan aksi kedua kelompok massa itu.
Polisi kemudian melakukan pengamanan dengan mengawal massa FPI ke lokasi acara, serta melakukan pembubaran terhadap massa dari berbagai aliansi masyarakat Purwakarta.
Ribuan massa di Purwakarta pun mengepung kedatangan FPI. Kepungan dan penghadangan dilakukan hingga ke perbatasan-perbatasan kota di Purwakarta.
Massa FPI yang tertahan adalah kelompok yang datang dari wilayah timur seperti dari Kabupaten Subang. Bahkan penghadangan terhadap kelompok massa FPI, telah dilakukan oleh massa AMSM disejumlah titik, termasuk perbatasan kota.
Karena tidak bisa melanjutkan perjalanan, rombongan anggota FPI tersebut kemudian meminta perlindungan dari Kepolisian Resor Purwakarta.
Langkah Kepolisian dilakukan, mengingat keberadaan anggota FPI telah dikepung. Menurut Polisi, selain di ruas jalan yang akan dilintasi, massa AMSM, telah memadati Purwakarta, hingga ke lokasi acara.
"Mereka harus diamankan ke markas Mapolres Purwakarta, karena kondisinya sudah tidak memungkinkan mereka berjalan di tengah kepungan massa," kata seorang aggota polisi yang menolak namanya disebut.
Pihak kepolisian, diwakili Wakapolres Purwakarta, Kompol Indra Gunawan, yang melakukan negosiasi dengan Ormas AMSM, sempat mengalami kendala, karena bukan membubarkan diri, ormas tersebut justru melakukan perlawanan, perang mulut pun tak terhindarkan.
Karena situasi semakin tidak menentu, polisi kemudian mengawal anggota FPI ke lokasi acara dengan pengawalan katat.
Pernyataan Rizieq yang memplesetkan salam sampurasun menjadi campurracun membuat masyarakat sunda geram dan melaporkannya ke polisi. Tak hanya melaporkannya ke kepolisian, Rizieq pun dituntut minta maaf atas plesetannya itu. Ormas Sunda yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sunda (AMS), dan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) ingin Rizieq yang langsung meminta maaf, bukan diwakilkan.
"Yang dituntut oleh belasan organisasi Sunda adalah permintaan maaf secara langsung oleh Habib Rizieq, bukan diwakilkan," kata Sekjen DPP AMS, Dendi Alamsyah, di markas, DPP Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Kota Bandung, Kamis (26/11).
Terkait kisruh plesetan sampurasun tersebut, Habib Rizieq pun ditolak kedatangannya ke Purwakarta. Pihak Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Purwakarta tidak memberikan izin penggunaan aula untuk pelatihan FPI yang turut mengundang Habib Rizieq Shibab untuk perhelatannya, Sabtu (19/12). Wakil Direktur UPI Purwakarta Agus Muharam beralasan aula dipakai untuk agenda mahasiswa.
"Sebelumnya pihak FPI mengajukan izin, untuk menggunakan tempat di kampus kami menggelar agenda. tapi kami tidak berikan izin karena pada kesempatan yang sama ada agenda mahasiswa," kata Agus Muharam, Kamis (17/12).
Alasan lainnya, kata Agus, pihak kampus memahami kondisi saat ini yang tengah didera konflik FPI dengan masyarakat Sunda terkait plesetan salam Sunda sampurasun.
"Kasus itu pun termasuk salah satu alasan kami tidak memberikan izin, lebih baik kami memilih netral," ujar Agus.
Agus juga menegaskan, jika kampus sebagai pusat ilmu pengetahuan, dinilainya kurang etis jika harus memfasilitasi FPI di tengah suasana gaduh saat ini.
Sementara, penolakan terhadap kedatangan Habib Rizieq, juga dilakukan ribuan massa dari Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat (AMSM), dengan menggelar unjuk rasa di sejumlah titik di Purwakarta pada Jumat,(18/12). AMSM menolak kedatangan Rizieq yang hendak melakukan pelantikan terhadap pengusur FPI Purwakarta pada Sabtu 19 Desember.
Saat melakukan orasi di kantor DPRD Purwakarta, mereka menolak kedatangan Habib Rizieq karena dianggap sebagai sosok kerap memperkeruh suasana, di tengah ketenangan masyarakat.
"Kita tolak, karena memang nyata-nyata dia selalu menjadi awal dari segala bentuk kerusuhan, selalu membuat provokasi. Bukan tidak mengizinkan acara, tetapi sepanjang itu pengajian, kenapa tidak. Kita menjunjung tinggi asas-asas pengajian-pengajian, nilai-nilai tinggi religius. Syiar agama silakan, tapi tidak ada provokasi," kata Ketua Aliansi Masyarakat Sunda Menggugat, Nurwin.
Nurwin menyatakan, Habib Rizieq kerap melakukan provokasi membenturkan umat. Terlebih saat kedatangannya beberapa waktu lalu ke Purwakarta, Habib Rizieq telah mempelesetkan salam Sunda, Sampurasun, menjadi campur racun. Dia juga masih tidak terima dengan tuduhan Purwakarta adalah daerah darurat aqidah.
Puncak dari penolakan tersebut pada 19 Desember 2015 bentrok terjadi antara kedua kubu antara massa Front Pembela Islam (FPI) kelompok massa dari sejumlah aliansi Masyarakat Purwakarta, terjadi di Jalan Veteran, Griya Asri, Purwakarta, Jawa Barat.
Dalam bentrokan itu, massa dari kedua kubu terlibat saling lempar batu. Akibatnya, salah seorang massa dari FPI mengalami luka di bagian dahi.
Bentrokan pecah ketika kedua kelompok massa itu saling berpapasan saat keduanya tengah melakukan konvoi di jalanan. Selain mengakibatkan satu orang terluka, dua sepeda motor mengalami kerusakan parah.
Salah seorang saksi mata, Hari mengatakan, kericuhan dipicu oleh aksi kelompok FPI yang terlebih dahulu melakukan perusakan terhadap sepeda motor warga yang konvoi.
"Awal keributan terjadi saat massa dari masyarakat berpapasan, kemudian FPI melakukan perusakan terhadap dua sepeda motor," kata Hari.
Beruntung keributan tidak berlangsung lama, setelah petugas kepolisian dari Resor Purwakarta yang dibantu TNI, segera mengamankan aksi kedua kelompok massa itu.
Polisi kemudian melakukan pengamanan dengan mengawal massa FPI ke lokasi acara, serta melakukan pembubaran terhadap massa dari berbagai aliansi masyarakat Purwakarta.
Ribuan massa di Purwakarta pun mengepung kedatangan FPI. Kepungan dan penghadangan dilakukan hingga ke perbatasan-perbatasan kota di Purwakarta.
Massa FPI yang tertahan adalah kelompok yang datang dari wilayah timur seperti dari Kabupaten Subang. Bahkan penghadangan terhadap kelompok massa FPI, telah dilakukan oleh massa AMSM disejumlah titik, termasuk perbatasan kota.
Karena tidak bisa melanjutkan perjalanan, rombongan anggota FPI tersebut kemudian meminta perlindungan dari Kepolisian Resor Purwakarta.
Langkah Kepolisian dilakukan, mengingat keberadaan anggota FPI telah dikepung. Menurut Polisi, selain di ruas jalan yang akan dilintasi, massa AMSM, telah memadati Purwakarta, hingga ke lokasi acara.
"Mereka harus diamankan ke markas Mapolres Purwakarta, karena kondisinya sudah tidak memungkinkan mereka berjalan di tengah kepungan massa," kata seorang aggota polisi yang menolak namanya disebut.
Pihak kepolisian, diwakili Wakapolres Purwakarta, Kompol Indra Gunawan, yang melakukan negosiasi dengan Ormas AMSM, sempat mengalami kendala, karena bukan membubarkan diri, ormas tersebut justru melakukan perlawanan, perang mulut pun tak terhindarkan.
Karena situasi semakin tidak menentu, polisi kemudian mengawal anggota FPI ke lokasi acara dengan pengawalan katat.
No comments:
Post a Comment