Partai Gerindra sudah mulai melakukan penjaringan bakal calon untuk Pilgub DKI Jakarta tahun 2017. Gerindra yakin bisa mengalahkan dominasi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Apa alasannya?
"Fakta membuktikan popularitas bukan segalanya, dulu Jokowi-Ahok juga rendah di awal. Jauh lebih tinggi Fauzi Bowo, Jokowi bahkan dari 7 persen kalau nggak salah," ucap ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria kepada detikcom, Kamis (28/1/2016).
"Jadi biasa dalam Pilkada incumbent populer dan lawannya tidak populer, itu biasa apalagi di Jakarta," imbuhnya.
Riza mengenang kemenangan Gerindra saat mengusung Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI 2012. Saat itu, Gerindra lebih dulu menginginkan Jokowi-Ahok maju, baru kemudian membujuk PDIP agar juga mau mencalonkan keduanya.
"Jokowi dulu di PDIP DKI tidak masuk nominasi, tiga besar saja nggak. Tapi justru Gerindra yang meminta Jokowi ke Mega. Beberapa kali Pak Prabowo dan Pak Hashim ke Mega supaya mengusung Jokowi," tuturnya.
Bahkan saat itu, menurut Riza, Prabowo menjaminkan biaya yang tidak sedikit untuk mengusung Jokowi-Ahok, hingga diketahui akhirnya pasangan itu terpilih sebagai Gubernur dan Wagub DKI 2012-2017.
"Semua partai pasti ingin mengusung calon terbaik," ucap wakil ketua komisi II DPR itu.
Riza yang kala itu juga sebagai cawagub DKI jalur independen, menyebut kisah Jokowi-Ahok bukan tidak mungkin bisa terulang dalam Pilgub DKI 2017. Yaitu soal tokoh yang semula tidak dilirik tapi menjadi pemenang, dan soal menumbangkan incumbent oleh tokoh yang awalnya tak populer.
"Jadi nggak mustahil ada lagi nanti, tahu-tahu jadi. Tapi saat ini masih berproses panjang," tegas Riza.
"Fakta membuktikan popularitas bukan segalanya, dulu Jokowi-Ahok juga rendah di awal. Jauh lebih tinggi Fauzi Bowo, Jokowi bahkan dari 7 persen kalau nggak salah," ucap ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria kepada detikcom, Kamis (28/1/2016).
"Jadi biasa dalam Pilkada incumbent populer dan lawannya tidak populer, itu biasa apalagi di Jakarta," imbuhnya.
Riza mengenang kemenangan Gerindra saat mengusung Jokowi-Ahok dalam Pilgub DKI 2012. Saat itu, Gerindra lebih dulu menginginkan Jokowi-Ahok maju, baru kemudian membujuk PDIP agar juga mau mencalonkan keduanya.
"Jokowi dulu di PDIP DKI tidak masuk nominasi, tiga besar saja nggak. Tapi justru Gerindra yang meminta Jokowi ke Mega. Beberapa kali Pak Prabowo dan Pak Hashim ke Mega supaya mengusung Jokowi," tuturnya.
Bahkan saat itu, menurut Riza, Prabowo menjaminkan biaya yang tidak sedikit untuk mengusung Jokowi-Ahok, hingga diketahui akhirnya pasangan itu terpilih sebagai Gubernur dan Wagub DKI 2012-2017.
"Semua partai pasti ingin mengusung calon terbaik," ucap wakil ketua komisi II DPR itu.
Riza yang kala itu juga sebagai cawagub DKI jalur independen, menyebut kisah Jokowi-Ahok bukan tidak mungkin bisa terulang dalam Pilgub DKI 2017. Yaitu soal tokoh yang semula tidak dilirik tapi menjadi pemenang, dan soal menumbangkan incumbent oleh tokoh yang awalnya tak populer.
"Jadi nggak mustahil ada lagi nanti, tahu-tahu jadi. Tapi saat ini masih berproses panjang," tegas Riza.
No comments:
Post a Comment