Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama
akan memberikan beberapa keringanan bagi panitia penyelenggara Java
Jazz. Di antaranya, pemotongan pajak dan mempermudah perizinan.
"Kami enggak mau ada event internasional yang sudah legendaris,
pikirin tarif pajak yang gede. Kami suport dari pengurangan pajak," kata
Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Sein (15/2).
Tidak hanya pemotongan pajak, Basuki juga akan mencontek kemudahan
apa saja yang diberikan oleh Malaysia dan Singapura untuk
penyelenggaraan serupa.
"Misalnya di Malaysia atau Singapura kasih kemudahan apa, kami ikutan," ucapnya.
Basuki mengaku lebih mendukung berbagai festival internasional yang
digelar swasta, ketimbang menggelar festival sendiri. Sebab, diyakininya
pihak swasta akan lebih maksimal dalam menyelenggarakan sebuah
festifal.
"Kami gelar festival di Dinas Pariwisata habisin Rp 1,3 triliun tapi
nggak maksimal. Jadi nggak usah bikin festival deh, biarkan yang baik
yang bikin," katanya.
Dicontohkan Basuki, Festival kelas internasional yang digelar di
Jakarta lainnya seperti Jakarta Fashion Week dan Jakarta Fashion, Food
and Festival.
"Jadi ini konsep yang membuat Jakarta sebagai kota festival, tapi
bukan kami yang bikin. Karena selama ini malah ngabisin duit, bikinnya
nggak bagus," imbuhnya.
Sementara itu, Panitia Penyelenggara Java Jazz, Dewi Gonta mengatakan
sangat berharap dukungan dari Pemprov DKI Jakarta. Sehingga,
penyelenggaraan tahun ini bisa lebih meriah dibandingkan sebelumnya.
"Harapannya tahun ini dukungannya lebih besar. Kami harap juga ada bantuan mengenai perizinan," tandasnya.
No comments:
Post a Comment