Sosok Muhammad Rifky atau yang akrab dipanggil Eki Pitung tengah ramai diperbincangkan di media sosial. Di mana-mana Rifki yang dipanggil Eki Pitung ini muncul. Orang pun mempertanyakan siapa dia sebenarnya?
Merdeka.com menelusuri sepak terjang Eki Pitung. Saat Pilpres 2014 lalu, Eki muncul dan mengaku sebagai tokoh Betawi. Dia mengkritik Joko Widodo ( Jokowi) yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebagai orang yang haus kekuasaan karena mencalonkan diri menjadi Presiden RI. Dia pun protes Jokowipun deklarasi di rumah Pitung.
"Jokowi aja di Solo bisa memimpin selama dua periode, di sana dia juga sudah membawa perubahan. Sementara saja di Jakarta baru setengah tahun dan belum ada perubahan, sudah mencalonkan diri sebagai capres," sindir Eki Pitung 2014 lalu.
Merdeka.com menelusuri sepak terjang Eki Pitung. Saat Pilpres 2014 lalu, Eki muncul dan mengaku sebagai tokoh Betawi. Dia mengkritik Joko Widodo ( Jokowi) yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebagai orang yang haus kekuasaan karena mencalonkan diri menjadi Presiden RI. Dia pun protes Jokowipun deklarasi di rumah Pitung.
"Jokowi aja di Solo bisa memimpin selama dua periode, di sana dia juga sudah membawa perubahan. Sementara saja di Jakarta baru setengah tahun dan belum ada perubahan, sudah mencalonkan diri sebagai capres," sindir Eki Pitung 2014 lalu.
Bukan hanya pada masa kepemimpinan Jokowi, Eki juga beraksi saatBasuki Tjahaja Purnama ( Ahok) naik jabatan menjadi Gubernur menggantikan Jokowi. Eki saat itu mengaku menduduki jabatan Ketua Antar Lembaga Badan Musyawarah (Bamus). Dia mengkritik keinginan Ahok menggunakan penembak jitu, alias sniper untuk memberantas preman di DKI Jakarta.
"Itu melanggar HAM, kan ada payung hukumnya juga untuk menggunakan sniper. Jangan asal ngoceh," kata Eki, Sabtu (31/1).
Dia mengatakan, saat ini Jakarta sudah berada dalam situasi yang kondusif. Sehingga tidak perlu memakai jasa sniper hanya untuk menghilangkan premanisme di Jakarta.
"Itu melanggar HAM, kan ada payung hukumnya juga untuk menggunakan sniper. Jangan asal ngoceh," kata Eki, Sabtu (31/1).
Dia mengatakan, saat ini Jakarta sudah berada dalam situasi yang kondusif. Sehingga tidak perlu memakai jasa sniper hanya untuk menghilangkan premanisme di Jakarta.
Sebagai warga Jakarta, Eki tak hanya beraksi untuk mengomentari kebijakan-kebijakan pemimpin provinsi tempatnya dibesarkan. Dia juga kerap turun tangan untuk membela hak-hak warga Jakarta yang menjadi korban penggusuran.
Seperti penggusuran yang terjadi di Tanah Abang, Eki paling kencang mengkritik sikap Pemprov DKI. Terakhir, dia mengkritik keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) yang menggusur warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Akibat penggusuran ini, warga dan aparat terlibat bentrok, puluhan orang ditangkap dan lainnya luka-luka.
Ketika ditanya soal perdebatan di media sosial soal status kependudukannya itu, Eki menegaskan, dirinya tak pernah mengaku warga Tanah Abang. Dia muncul saat penggusuran Tanah Abang karena hatinya tergerak ingin membantu sesama warga Betawi.
"Saya enggak pernah mengakui sebagai warga Tanah Abang. Bang Ucu, paman saya tinggal di situ. Ketika kasus kaki lima Tanah Abang 2013, saya pernah membantu mereka ketika diusir oleh Ahok juga. Saya sebagai Aktivis Betawi hanya keterpanggilan melihat orang minta tolong," jelas dia, Senin (24/8).
Kemudian hadirnya dia mengatasnamakan diri sebagai Kuasa Masyarakat Kampung Pulo karena sudah mendapat restu dari warga setempat. Bahkan dia mengakui sudah dua bulan lebih mengurus permasalahan ganti rugi warga Kampung Pulo.
"Saya ditunjuk resmi oleh Ketua RW 1, sama RW 3, semua Ketua RT di situ, beserta warga yang kena gusuran. Saya ditunjuk secara resmi sebagai kuasa masyarakat," tandasnya.
Namun sejumlah warga Kampung Pulo yang ditemui malah mengaku tak pernah kenal sosok Eki Pitung. Pria ini hanya muncul saat ada penggusuran.
Seperti penggusuran yang terjadi di Tanah Abang, Eki paling kencang mengkritik sikap Pemprov DKI. Terakhir, dia mengkritik keputusan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) yang menggusur warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur. Akibat penggusuran ini, warga dan aparat terlibat bentrok, puluhan orang ditangkap dan lainnya luka-luka.
Ketika ditanya soal perdebatan di media sosial soal status kependudukannya itu, Eki menegaskan, dirinya tak pernah mengaku warga Tanah Abang. Dia muncul saat penggusuran Tanah Abang karena hatinya tergerak ingin membantu sesama warga Betawi.
"Saya enggak pernah mengakui sebagai warga Tanah Abang. Bang Ucu, paman saya tinggal di situ. Ketika kasus kaki lima Tanah Abang 2013, saya pernah membantu mereka ketika diusir oleh Ahok juga. Saya sebagai Aktivis Betawi hanya keterpanggilan melihat orang minta tolong," jelas dia, Senin (24/8).
Kemudian hadirnya dia mengatasnamakan diri sebagai Kuasa Masyarakat Kampung Pulo karena sudah mendapat restu dari warga setempat. Bahkan dia mengakui sudah dua bulan lebih mengurus permasalahan ganti rugi warga Kampung Pulo.
"Saya ditunjuk resmi oleh Ketua RW 1, sama RW 3, semua Ketua RT di situ, beserta warga yang kena gusuran. Saya ditunjuk secara resmi sebagai kuasa masyarakat," tandasnya.
Namun sejumlah warga Kampung Pulo yang ditemui malah mengaku tak pernah kenal sosok Eki Pitung. Pria ini hanya muncul saat ada penggusuran.
No comments:
Post a Comment