Friday, August 28, 2015

Wali Kota Jaksel: Warga Bukit Duri, Mau sampai Kapan Antre Bantuan?

 Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi meminta warga Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, lebih memikirkan masa depan, terutama anak cucu mereka, dengan cara meninggalkan permukiman di bantaran Kali Ciliwung.

"Jangan mikir dia (diri sendiri saja), anak cucu dia juga harusdipikirin. Jangan bilang sudah puluhan tahun di sini. Anak cucunya bagaimana? Masa mau selamanya tinggal di pinggir kali?" kata Tri Kurniadi di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jumat (28/8/2015).

Menurut Tri, anak cucu harus bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka. Selama ini, kata Tri, permukiman di kawasan Bukit Duri selalu dilanda banjir setiap musim penghujan tiba. Sebagai korban banjir, mereka pun menerima bantuan dari pemerintah. 

Tri berpendapat, warga Bukit Duri seharusnya menyadari bahwa mereka tidak bisa selamanya meminta bantuan. "Indonesia sudah 70 tahun merdeka, Coy. Mau sampai kapan antre bantuan?" kata mantan Wali Kota Jakarta Utara itu.

Ia mengakui bahwa pro dan kontra terhadap sebuah kebijakan merupakan sesuatu yang wajar. Namun, ia mengatakan, tidak ada pemerintah yang mau menyengsarakan rakyatnya. Oleh karena itu, ia ingin menjabarkan konsep itu kepada warga Bukit Duri.

"Cuma pemahaman itu yang perlu diberikan. Kami beri rumah susun. Jangan kayak sekarang; setiap hujan, banjir," ucap Tri. 

Saat ini, kata Tri, pihaknya sedang mendata warga di sana. Sejauh ini, pihaknya sudah mendata ada 11 rumah yang memiliki sertifikat. Dengan demikian, pemerintah akan menggunakan harga appraisal atau taksiranuntukpembebasannya. 

Untuk jumlah kepala keluarga, Tri menyebut akan ada 982 KK yang digusur. Namun, penggusuran masih menunggu jadinya rusun untuk menampung para warga.

No comments:

Post a Comment