Kota Shanghai sangat modern dan maju baik dalam perekonomiannya maupun infrastrukturnya. Melihat banyak hal yang bisa dicontoh, KJRI pun ingin mengundang daerah-daerah yang memiliki hubungan sister city untuk studi banding.
"Kami untuk mengundang kepala daerah bisa melalui sister city. Anggota kami MoU Shanghai dengan Yogyakarta dan Jakarta," ujar Konsul Jenderal KJRI di Shanghai Kenssy Ekaningsih saat berbincang dengan detikcom di Hotel Pudong Shangri-La, 33 Fucheng Road, Shanghai, Tiongkok, Minggu (20/9/2015) malam.
Kenssy menyebut, pihaknya sudah mengundang Yogyakarta dan DKI Jakarta untuk datang ke kota ini. Menindaklanjuti sejumlah kerjasama pembangunan di berbagai aspek bidang antar sister city.
Namun, undangan tersebut baru bisa dipenuhi dari Yogyakarta. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) belum dapat memenuhinya tahun ini.
"Pak sultan sudah ke sini dan beliau akan mendirikan center belajar Mandarin di sana. Dengan Jakarta ada (undangan) tapi belum bisa dipenuhi Pak Gubernur," lanjutnya.
Dia berharap undangan sister city tersebut bisa terwujud tahun depan. Mengingat Ibu Kota saat ini juga tengah 'galak' mengerjakan proyek MRT dan memperkuat infrasturkturnya. Tentu ada banyak poin penting yang dapat dipetik dari Shanghai ini.
"Mudah-mudahan tahun depan bisa datang. Dari sini sudah ke sana, tapi tinggal dari sana yang belum. Kita harapkan tahun depan bisa ikut datang ke sini," tutup Kenssy.
Salah satu pengusaha Indonesia di Tiongkok yang tergabung dalam Indonesia Chamber of Commerce in China (Inacham), General Majajer Kalimantan Nest Trading Jerry Hidayat mengungkapkan sewaktu kali pertama datang pada tahun 1996, Kota Shanghai belum sebagus sekarang. Di mana, gedung-gedung pencakar langit nan modern belum dibangun sama sekali.
"Waktu 1996 ke sini, belum ada pembangunan kayak sekarang di depan Sungai Huangpu itu masih sawah. Belum ada juga gedung tinggi, subway dan jalan layang belum ada. Sekarang sudah ada 3 jalan layang, yakni inner, middle dan outer. Cepat sekali pembangunan infrastruktur mereka," kata Jerry.
Sekadar diketahui, Shanghai sebagai pusat ekonomi di Tiongkok membutuhkan waktu hingga 100 tahun untuk menata kotanya. Pengintegrasian transportasi kota di Shanghai juga dipusatkan di Hongqiqo Comperhensive Transportation Hub.
Di sana, transportasi umum seperti kereta cepat atau China Railway High-speed (CRH), Mass Rapid Transit (MRT), kereta reguler, bus umum, taksi hingga bandara menjadi terpusat dan saling terhubung. Kawasan pengintegrasian ini selesai dibangun pada tahun 2009.
Tentu saja jika hal ini bisa terealisasi bisa menjadi cara yang efisian meminta warga Ibu Kota untuk beralih ke transportasi umum. Ahok juga sudah berkali-kali menegaskan pihaknya tengah merancang pengintegrasian seluruh moda transportasi apabila proyek MRT sudah rampung dan jumlah bus Transportasi Jakarta mencukupi.
Seperti kota metropolitan pada umumnya, jalanan Shanghai juga seringkali macet. Untuk mengurainya, pemerintah membangun jalan layang (elevated) secara matang.
Nah ini juga yang sedang dikonsepkan dan coba direalisasikan oleh pemerintah. Di mana, Ahok pernah mengungkapkan keinginanya untuk membangun 6 ruas jalan tol dalam kota yang terhubung dengan Tol JORR serta JLNT Casablanca-Kp Melayu dengan outer ringroad.
Tak hanya mementingkan kecanggihan infrastruktur bangunan, Shanghai juga senantiasa memperhatikan aspek lingkungannya dengan baik. Hampir di setiap pinggir jalan utama atau kawasan, dibangun area hijau walau tidak luas.
Ini juga yang tengah giat dibangun Pemprov melalui Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di DKI. Ahok merencanakan tahun ini bisa membangun lagi 50 RPTRA dan 2016 sebanyak 150 RPTRA.
Saat ini ada 5 RPTRA yang sudah diresmikan Ahok, yakni di Tanjung Priok, Jakarta Utara; Gandaria Selatan, Jakarta Selatan; Cideng, Jakarta Pusat; Cililitan, Jakarta Timur dan Kembangan, Jakarta Barat. Sedangkan RPTRA di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu akan diresmikan dalam waktu dekat.
No comments:
Post a Comment