Monday, September 21, 2015

Resmikan Bor 'Raksasa' MRT, Jokowi: Pengamat Itu Sering Nakut-Nakutin

Resmikan Bor Raksasa MRT, Jokowi: Pengamat Itu Sering Nakut-Nakutin

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini meresmikan bor 'raksasa' untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT). Bor ini akan membuat rute bawah tanah di proyek MRT dari Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin, Jakarta.

Saat peresmian, Jokowi mengatakan, proyek transportasi seperti MRT dan juga Light Rapid Transit (LRT) tak boleh ditunda-tunda. Bila menghitung untung atau rugi, proyek transportasi seperti ini tidak akan jalan.

"Kalau ragu-ragu terus, jangan-jangan nanti ambrol, macet, jangan. Itu bukan urusan kita, sudah ada ahlinya itu. Jangan berikan perkiraan-perkiraan, wong kita belum kerjakan. Pengamat-pengamat itu sering nakut-nakutin, kalau kita dengerin terus ya ragu-ragu, nggak jalan-jalan. Negara-negara lain tidak ada masalah kok, kok kita ragu-ragu memutuskan," tutur Jokowi saat peresmian bor bernama Antaerja, di kawasan Patung Pemuda, Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Dia mengatakan, proyek MRT telah 25 tahun ditunda, sehingga membuat harga proyeknya saat ini mahal. Karena itu, seminggu yang lalu, Jokowi juga langsung meresmikan proyek LRT sehingga tak ada penundaan lagi.

"Karena hitung-hitungannya kalau dihitung sampai kapan pun untung rugi nggak akan ketemu. Kita ketinggalan jauh sekali dengan kota-kota besar di seluruh dunia. Kalau terlambat memutuskan itu juga keputusan politik. Jangan dihitung-hitung lagi, untung rugi, nggak mungkin,. Hanya kuncinya dari mana subsidi itu harus diberikan," papar Jokowi. 

Selanjutnya, Jokowi meminta kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, untuk segera menindaklanjuti rencana kelanjutan MRT hingga ke Kampung Bandan.

"Jangan sampai terlambat. Yang penting hitung-hitungan dipaparkan kemudian anggaran dari mana, itu yang perlu meeting-kan. Tahapan penting MRT harus dikomunikasikan pada masyarakat sehingga masyarakat tahu pekerjaan ini terus berjalan, harus disampaikan secara transparan," kata Jokowi. 

"Masyarakat Jakarta sudah 26 tahun menunggu, jadi wajar kita tidak sabar menunggu, kapan selesainya. Sekali lagi saya ucapkan selamat penghargaan tinggi pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kita berharap ini proyek selesai, tepat waktu," imbuh Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji kontraktor asal Jepang pada proyek pengembangan angkutan massal berbasis kereta (Mass Rapid Transit/MRT) Jakarta. Sejak groundbreaking 10 Oktober 2013 lalu, perusahaan kontraktor asal Jepang mampu membuat rekayasa lalu lintas dan jalan di jalur MRT.

Meski proyek MRT berlangsung di jalur padat sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin Jakarta, pihak kontraktor mampu membuat jalur darurat tanpa mengganggu lalu lintas kendaraan di sekitar proyek. 

"Ternyata dengan manajemen yang baik, dengan manajemen traffic yang baik juga nggak ada apa-apa. Saya harus mengatakan apa adanya, manajemen yang dilakukan oleh yang mengerjakan, sangat bagus sekali. Jepang, ya kita harus ngomong apa adanya dan sangat bagus," kata Jokowi saat meninjau pengeboran jalur bawah tanah di Proyek MRT Jakarta, Stasiun Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Jokowi mengaku dirinya pernah didemo banyak pihak saat memulai pengembangan MRT Jakarta. Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Alhamdulillah sekarang bisa kita liat proses pengerjaannya, sangat bagus, yang dulu semua orang demo karena takut kalau ini dikerjakan pasti ada macet di mana-mana," tuturnya.

Seperti diketahui, proses rekayasa jalan dan lalu lintas oleh kontraktor MRT dilakukan dengan menggandeng pihak Kepolisian dan Dishub DKI Jakarta. Rekayasa jalan dan lalu lintas terlihat pada titik stasiun bawah tanah (underground) seperti Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Stasiun Setiabudi, hingga Stasiun Bundaran Senayan.

Pihak kontraktor mengubah alur jalan yang awalnya lurus menjadi berbelok, karena proyek MRT berada di tengah-tengan jalan. Selama pembangunan, pihak kontraktor juga memperkecil jalur pejalan kaki, hingga memakan taman di tengah jalan untuk kepentingan rekayasa jalan kendaraan. Meski ada proses konstruksi, pihak kontraktor mampu menjaga kebersihan di dekat lokasi proyek. Jalur tersebut akan dinormalisasi saat pekerjaan konstruksi rampung.

Pada pengembangan MRT fase I sepanjang 15,7 kilometer (km), kontraktor asal Jepang juga melibatkan perusahaan konstruksi asal Indonesia. Perusahaan kontraktor asal Jepang yang terlibat antara lain Obayashi, Shimizu, Tokyu, Sumitomo Mitsu. Perusahaan konstruksi asal Indonesia yang terlibat seperti PT Hutama Karya (Persero), PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Jaya Konstruksi Tbk.

Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan pengeboran pertama untuk jalur bawah tanah (underground) proyek Mass Rapid Transit (MRT) di Bundaran Senayan, Jakarta. Mesin bor 'raksasa' bernama 'Antareja' yang berdiameter 6,7 meter dan panjang 43 meter itu dinamakan langsung oleh Jokowi.

Apa alasan Jokowi menamakan Tunnel Boring Machine (TBM) dengan nama Antareja?

Saat ditanya, Jokowi mengatakan nama Antareja diambil dari salah satu karakter pewayangan di Jawa.

"Kamu harusnya ngerti. Karena kamu nggak ngerti, tanya ke yang ngerti ke pewayangan, siapa Antareja. Yang jago ambles bumi ya Antareja itu," ujar Jokowi di Stasiun Bundaran Senayan, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Mesin bor produksi Japan Tunnel Systems Corporation (JTSC) itu untuk pertama kalinya bakal melubangi tanah di bawah Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan MH Thamrin, Jakarta dari September 2015 sampai Desember 2016.

Setidaknya, kontraktor MRT Jakarta akan mengoperasikan 4 bor Antareja. Mesin bor pertama akan ditempatkan dari titik proyek MRT di Patung Pemuda Senayan.

"Mesin bor yang dioperasikan memiliki diameter kurang lebih 6,7 meter, total panjang sekitar 43 meter, dan bobot mencapai sekitar 323 ton, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars). TBM ini mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan sekitar 8 meter per hari," kata Dirut PT MRT Jakarta Dono Bustami.

Dikutip dari berbagai sumber, Antareja memiliki nama lain yakni Anantaraja. Dalam bahasa Jawa, Anantaraja merupakan salah satu tokoh pewayangan yang tidak terdapat dalam Mahabharata karena ia merupakan ciptaan para pujangga Jawa.

Antareja merupakan putra sulung Wrekodara atau Bimasena, dari keluarga Pandawa.

Antareja memiliki Ajian Upas Anta pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, makhluk apapun yang dijilat bekas telapak kakinya akan menemui kematian. Anatareja berkulit Napakawaca yang kebal terhadap senjata.

Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya yang mempunyai kesaktian. Cincin ini mampu menjauhkan Antareja dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Anantareja yakni dapat hidup dan berjalan di dalam bumi.

Proyek pengembangan angkutan massal berbasis kereta (Mass Rapid Transit/MRT) Jakarta dalam proses konstruksi. Kini, pembangunan MRT fase I memasuki tahap pembangunan jalur bawah tanah (underground) dari Stasiun Bundaran Senayan-Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) sepanjang 6,81 kilometer (km).

Total panjang jalur MRT Stasun Lebak Bulus-Stasiun Bundaran HI 15,7 km. Proyek kereta yang dimulai pembangunannya pada 10 Oktober 2013 ini ditargetkan bisa beroperasi pada pertengahan 2018. 

Apakah pengembangan MRT Jakarta berhenti di situ? Ternyata tidak. PT MRT Jakarta sebagai pengelola dan operator MRT, akan melanjutkan pengembangan MRT fase II untuk rute Bundaran HI menuju Kampung Bandan di Jakarta Utara. Rute MRT fase II membentang sepanjang 8,1 km. 

Proses konstruksi rute Bundaran HI-Kampung Bandan akan dimulai sebelum selesainya proyek MRT fase I. 

Dalam laporan MRT Jakarta, MRT koridor Selatan-Utara yang membentang sepanjang 23,8 km dari Lebak Bulus-Kampung Bandan siap beroperasi di 2020. Total dana pengembangan MRT koridor Selatan-Utara Rp 29,5 triliun. Pendanaan didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).

Proyek MRT Jakarta bakal terus dilanjutkan. Dalam masterplan perkeretaapian Jabodetabek sampai 2030, MRT Jakarta kembali dibangun untuk koridor Timur-Barat. Koridor ini memiliki 2 opsi rute, yakni Balaraja-Cikarang sepanjang 90 km dengan nilai 117 triliun, atau Cikokol-Bekasi sepanjang 52 km dengan nilai 68 triliun.

"Koridor Timur-Barat saat ini sedang dalam tahap studi kelayakan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2024-2027," tulis MRT Jakarta 

No comments:

Post a Comment