Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Bestari Barus mengomentari hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
Dalam survey tersebut, masyarakat disebut lebih mempercayai Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama daripada DPRD DKI terkait isu dana siluman.
Bestari mengatakan dana siluman sebenarnya tidak pernah ada. Tanpa menjelaskan lebih jauh, dia menilai survei tersebut hanya sebuah kampanye.
"Dana siluman itu kan enggak ada sebetulnya. Kalau itu model kampanye, kasihanlah masyarakat. Seharusnya masyarakat diberikan lagi masukan yang baik yang berkaitan tentang kinerja saja," ujar Bestari di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (22/10/2015).
Menurut Bestari, pembuat survei bisa mengambil tema-tema yang berkaitan dengan pembangunan Jakarta saja.
Sebaiknya, mereka tidak menggunakan isu yang memojokkan pihak lain demi meningkatkan popularitas seseorang.
Bestari berharap mereka bisa menggunakan kebijakan serta pencapaian yang diraih Basuki sebagai tema survei.
Ilmu panjat pinang
"Kita sebenarnya bukan bermaksud katakan survei adalah kampanye, tapi bahan survei jangan diambil hal yang buruk dong," ujar Bestari.
"Pilih tema yang membangun sajalah. Jangan pakai ilmu panjat pinang, menginjak orang untuk menaikkan popularitas orang lain. Masa you harus menginjak orang dulu untuk populer," ujar Bestari.
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menghitung tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD DKI terkait isu dana siluman yang sempat ramai beberapa bulan lalu.
Dalam isu dana siluman itu, masyarakat DKI dinilai lebih mempercayai Ahok (sapaan Basuki) daripada DPRD DKI.
"Tampaknya anggota DPRD DKI harus berusaha lebih keras untuk memperbaiki citra mereka jika melihat hasil survei ini," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015).
Djayadi mengatakan sebanyak 74 responden mengaku mengetahui ada perselisihan antara Ahok dan anggota DPRD DKI terkait dana siluman.
Di antara warga yang mengetahui tersebut, sebanyak 47 persen warga membenarkan dan mempercayai Ahok dalam isu ini.
Sementara itu, warga yang mempercayai anggota DPRD DKI hanya 10 persen. Selain itu, sebanyak 43 persen warga DKI tidak mengetahui harus mempercayai siapa.
Dalam survey tersebut, masyarakat disebut lebih mempercayai Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama daripada DPRD DKI terkait isu dana siluman.
Bestari mengatakan dana siluman sebenarnya tidak pernah ada. Tanpa menjelaskan lebih jauh, dia menilai survei tersebut hanya sebuah kampanye.
"Dana siluman itu kan enggak ada sebetulnya. Kalau itu model kampanye, kasihanlah masyarakat. Seharusnya masyarakat diberikan lagi masukan yang baik yang berkaitan tentang kinerja saja," ujar Bestari di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Kamis (22/10/2015).
Menurut Bestari, pembuat survei bisa mengambil tema-tema yang berkaitan dengan pembangunan Jakarta saja.
Sebaiknya, mereka tidak menggunakan isu yang memojokkan pihak lain demi meningkatkan popularitas seseorang.
Bestari berharap mereka bisa menggunakan kebijakan serta pencapaian yang diraih Basuki sebagai tema survei.
Ilmu panjat pinang
"Kita sebenarnya bukan bermaksud katakan survei adalah kampanye, tapi bahan survei jangan diambil hal yang buruk dong," ujar Bestari.
"Pilih tema yang membangun sajalah. Jangan pakai ilmu panjat pinang, menginjak orang untuk menaikkan popularitas orang lain. Masa you harus menginjak orang dulu untuk populer," ujar Bestari.
Sebelumnya, hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) juga menghitung tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama dan DPRD DKI terkait isu dana siluman yang sempat ramai beberapa bulan lalu.
Dalam isu dana siluman itu, masyarakat DKI dinilai lebih mempercayai Ahok (sapaan Basuki) daripada DPRD DKI.
"Tampaknya anggota DPRD DKI harus berusaha lebih keras untuk memperbaiki citra mereka jika melihat hasil survei ini," ujar Direktur Eksekutif SMRC, Djayadi Hanan, di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2015).
Djayadi mengatakan sebanyak 74 responden mengaku mengetahui ada perselisihan antara Ahok dan anggota DPRD DKI terkait dana siluman.
Di antara warga yang mengetahui tersebut, sebanyak 47 persen warga membenarkan dan mempercayai Ahok dalam isu ini.
Sementara itu, warga yang mempercayai anggota DPRD DKI hanya 10 persen. Selain itu, sebanyak 43 persen warga DKI tidak mengetahui harus mempercayai siapa.
No comments:
Post a Comment