Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku pernah merasa frustrasi setelah perusahaan tambangnya di Belitung Timur ditutup.
Saat itu, Basuki kehilangan keuntungan yang didapat hingga 150.000 dollar AS per bulannya.
"Tahun
1995, saya mau pindah ke Kanada sebetulnya. Frustrasi saya," kata
Basuki saat memberi pengarahan kepada 39 finalis Puteri Indonesia di
Balai Kota, Selasa (16/2/2016).
Basuki pun meluapkan emosinya
kepada sang ayah, Indra Tjahaja Purnama. Kepada almarhum ayahnya, Basuki
menegaskan niatnya sudah bulat untuk menetap di Kanada dan meninggalkan
Jakarta.
"Bapak saya bilang, 'Enggak boleh, rakyat butuh kamu.'
Terus saya bilang ke Bapak saya, 'Butuh apa? Muka minyak babi kayak
kita, apa yang dibutuhin?'" kata Basuki.
Ayahnya pun
marah besar kepada Basuki. Saat itu, Basuki berkhayal ingin menjadi
seorang CEO, COO, atau CFO sebuah perusahaan tambang di Kanada. Terlebih
lagi, dia sarjana geologi dan master keuangan.
"Enak kan, gaji
orang Kanada, asal istrinya tetap orang Indonesia, biar ongkosnya murah.
Kalau istrinya orang Kanada, repot saya, bisa korupsi nanti," kata
Basuki tertawa.
Kemudian, ayahnya meminta Basuki mencoba ikut
dalam Pemilihan Bupati Belitung Timur. Kepada Basuki, Indra menyebut
jabatan kepala daerah adalah profesi paling kaya dibanding profesi
lainnya sebab menolong orang dengan menggunakan uang negara.
"Bapak
saya bilang, 'Kalau kamu punya Rp 1 miliar, kamu bantu 2.000 orang,
gaji kamu habis. Kalau kamu jadi pejabat, kamu bisa bantu semua orang
tiap hari kasih Rp 500.000. Enak kalau bisa bantu orang miskin, enggak
pakai duit kita,'" kata Basuki menirukan ucapan ayahnya.
Akhirnya,
hingga kini, Basuki menjadi pejabat dan melepaskan profesinya sebagai
pengusaha. Setelah menjadi Bupati Belitung Timur, Basuki mencoba
peruntungan di Pilkada Bangka Belitung, tetapi gagal.
Dia
kemudian terpilih menjadi anggota Komisi II DPR RI, kemudian Wakil
Gubernur DKI Jakarta, dan Gubernur DKI Jakarta.
No comments:
Post a Comment