Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya 'banting setir'. Dulu dengan percaya diri maju sebagai calon independen, namun kini memutuskan maju Pilgub DKI 2017 melalui jalur parpol.
Ahok memutuskan jalur parpol di saat Teman Ahok, yang jadi relawan pendukungnya sudah berhasil mengumpulkan dukungan 1 juta KTP dengan susah payah. Keputusan Ahok ini dikritik.
"Ahok seperti sedang menguji tuahnya dan mengaduk-aduk emosi publik. Waktu itu Ahok seperti sudah haqqul yaqin 100 persen maju via independen dan dukungan menguat, kini Ahok memilih maju melalui partai," ujar peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes saat dihubungi Rabu (27/7/2016) malam.
Pilihan jalur parpol ini memang sudah diprediksi sejumlah politisi. M Taufik misalnya. Ketua DPD Gerindra DKI ini pernah bertaruh Rp 100 ribu atas pilihannya meyakini Ahok akan memilih diusung parpol dibanding maju lewat jalur perseorangan.
Konsistensi Ahok soal pilihan jalur independen memang kerap berubah-ubah. Ahok selalu wait and see menunggu dukungan pasti parpol agar memenuhi syarat mencalonkan diri.
Berikut sejumlah pernyataan Ahok soal Pilgub DKI:
Ahok Tegaskan Tetap Maju Pilgub DKI 2017 Lewat Jalur Independen
Pada awal Juni 2016, Ahok menegaskan dirinya tetap di jalur independen. Ahok saat itu menegaskan masih menjalin komunikasi dengan PDIP namun tidak akan mengubah pendirian maju lewat jalur independen.
"Kalau diusung parpol, itu yang saya bilang sedikit tidak enak sama Teman Ahok yang sudah berjuang setengah mati," ujar Ahok saat diwawancara di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (3/6).
Ahok lantas menegaskan, jika ada parpol yang berniat ingin mengusung dirinya, dia akan lebih memilih bersama Teman Ahok. Komunitas Teman Ahok, kata Ahok, sudah bersusah payah untuk mengumpulkan KTP dukungan bagi dirinya hingga saat ini mendekati angka 1 juta KTP.
"Kalau saya, saya bilang, saya lebih memilih Teman Ahok. Enggak enak kan, orang sudah berjuang setengah mati. Dari awal kan saya sudah tahu PDIP kasih, dan saya juga bilang ke Teman Ahok kalau dapat satu juta (KTP dukungan) ya sudah, berarti kalian berjuang benar, saya ikut, enggak keluar biaya. Sebenarnya dari dulu juga sudah dapat (dukungan PDIP)," jelas Ahok.
Ahok: Jujur, Saya Lebih Suka Jalur Independen
Di tengah menguatnya dukungan parpol, Ahok berupaya menegaskan keinginan pribadinya soal jalur maju Pilgub DKI.
"Kalau saya pribadi, saya lebih suka independen. Jujur saja," kata Ahok kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Ahok telah mendapatkan dukungan maju ke Pilgub DKI 2017 dari Partai NasDem, Partai Hanura, dan Partai Golkar. Meski kini sudah bisa mencalonkan diri lewat jalur parpol, namun Ahok tak akan sekonyong-konyong mengambil peluang itu.
"Enggak (memutuskan maju lewat jalur parpol). Saya mesti ngomong sama Teman Ahok. Makanya saya mau tahu kesiapan mereka," kata Ahok.
Ahok: Semua Parpol Takut Independen, tapi Nasdem-Hanura-Golkar Dukung Saya
Ahok yang saat itu telah didukung tiga partai politik, yakni Partai NasDem, Hanura, dan Golkar ingin agar relawan pendukungnya, yakni Teman Ahok, memikirkan tiga parpol yang rela menjadi pendukungnya.
"Semua parpol ketakutan (dan berkata), 'Jangan dukung independen.' Dan tiga partai ini nekat tetap mendukung saya. Ini yang saya katakan ke Teman Ahok dan parpol, 'Coba kamu pikirin deh.'," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Ahok semula meniatkan diri maju ke Pilgub DKI 2017 lewat jalur independen. Namun belakangan, tiga parpol itu ikut mendukungnya. Kini Ahok tak melihat ada risiko politik bila dirinya maju lewat jalur parpol.
Ahok: Saya Pilih Jalur Parpol
Ahok akhirnya memutuskan menggunakan jalur parpol untuk mendaftarkan diri sebagai bakal cagub.
"Sudah, saya pakai parpol saja lah. Terimakasih," kata Ahok di pengujung sambutannya dalam halalbihalal di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2016).
Kepada relawan pendukungnya, Teman Ahok, Ahok mengatakan parpol-parpol yang mendukungnya harus dihargai. Parpol itu adalah Partai NasDem, Hanura, dan Golkar. Akhirnya Ahok mengambil keputusan ini.
"Sudah, saya bilang (ke Teman Ahok), 'Nanti kita ngobrol. Sudah, kita pakai parpol saja lah'," kata Ahok
Ahok memutuskan jalur parpol di saat Teman Ahok, yang jadi relawan pendukungnya sudah berhasil mengumpulkan dukungan 1 juta KTP dengan susah payah. Keputusan Ahok ini dikritik.
"Ahok seperti sedang menguji tuahnya dan mengaduk-aduk emosi publik. Waktu itu Ahok seperti sudah haqqul yaqin 100 persen maju via independen dan dukungan menguat, kini Ahok memilih maju melalui partai," ujar peneliti The Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes saat dihubungi Rabu (27/7/2016) malam.
Pilihan jalur parpol ini memang sudah diprediksi sejumlah politisi. M Taufik misalnya. Ketua DPD Gerindra DKI ini pernah bertaruh Rp 100 ribu atas pilihannya meyakini Ahok akan memilih diusung parpol dibanding maju lewat jalur perseorangan.
Konsistensi Ahok soal pilihan jalur independen memang kerap berubah-ubah. Ahok selalu wait and see menunggu dukungan pasti parpol agar memenuhi syarat mencalonkan diri.
Berikut sejumlah pernyataan Ahok soal Pilgub DKI:
Ahok Tegaskan Tetap Maju Pilgub DKI 2017 Lewat Jalur Independen
Pada awal Juni 2016, Ahok menegaskan dirinya tetap di jalur independen. Ahok saat itu menegaskan masih menjalin komunikasi dengan PDIP namun tidak akan mengubah pendirian maju lewat jalur independen.
"Kalau diusung parpol, itu yang saya bilang sedikit tidak enak sama Teman Ahok yang sudah berjuang setengah mati," ujar Ahok saat diwawancara di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (3/6).
Ahok lantas menegaskan, jika ada parpol yang berniat ingin mengusung dirinya, dia akan lebih memilih bersama Teman Ahok. Komunitas Teman Ahok, kata Ahok, sudah bersusah payah untuk mengumpulkan KTP dukungan bagi dirinya hingga saat ini mendekati angka 1 juta KTP.
"Kalau saya, saya bilang, saya lebih memilih Teman Ahok. Enggak enak kan, orang sudah berjuang setengah mati. Dari awal kan saya sudah tahu PDIP kasih, dan saya juga bilang ke Teman Ahok kalau dapat satu juta (KTP dukungan) ya sudah, berarti kalian berjuang benar, saya ikut, enggak keluar biaya. Sebenarnya dari dulu juga sudah dapat (dukungan PDIP)," jelas Ahok.
Ahok: Jujur, Saya Lebih Suka Jalur Independen
Di tengah menguatnya dukungan parpol, Ahok berupaya menegaskan keinginan pribadinya soal jalur maju Pilgub DKI.
"Kalau saya pribadi, saya lebih suka independen. Jujur saja," kata Ahok kepada wartawan di Gedung DPRD DKI, Jl Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Ahok telah mendapatkan dukungan maju ke Pilgub DKI 2017 dari Partai NasDem, Partai Hanura, dan Partai Golkar. Meski kini sudah bisa mencalonkan diri lewat jalur parpol, namun Ahok tak akan sekonyong-konyong mengambil peluang itu.
"Enggak (memutuskan maju lewat jalur parpol). Saya mesti ngomong sama Teman Ahok. Makanya saya mau tahu kesiapan mereka," kata Ahok.
Ahok: Semua Parpol Takut Independen, tapi Nasdem-Hanura-Golkar Dukung Saya
Ahok yang saat itu telah didukung tiga partai politik, yakni Partai NasDem, Hanura, dan Golkar ingin agar relawan pendukungnya, yakni Teman Ahok, memikirkan tiga parpol yang rela menjadi pendukungnya.
"Semua parpol ketakutan (dan berkata), 'Jangan dukung independen.' Dan tiga partai ini nekat tetap mendukung saya. Ini yang saya katakan ke Teman Ahok dan parpol, 'Coba kamu pikirin deh.'," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Ahok semula meniatkan diri maju ke Pilgub DKI 2017 lewat jalur independen. Namun belakangan, tiga parpol itu ikut mendukungnya. Kini Ahok tak melihat ada risiko politik bila dirinya maju lewat jalur parpol.
Ahok: Saya Pilih Jalur Parpol
Ahok akhirnya memutuskan menggunakan jalur parpol untuk mendaftarkan diri sebagai bakal cagub.
"Sudah, saya pakai parpol saja lah. Terimakasih," kata Ahok di pengujung sambutannya dalam halalbihalal di Sekretariat Teman Ahok, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (27/7/2016).
Kepada relawan pendukungnya, Teman Ahok, Ahok mengatakan parpol-parpol yang mendukungnya harus dihargai. Parpol itu adalah Partai NasDem, Hanura, dan Golkar. Akhirnya Ahok mengambil keputusan ini.
"Sudah, saya bilang (ke Teman Ahok), 'Nanti kita ngobrol. Sudah, kita pakai parpol saja lah'," kata Ahok
No comments:
Post a Comment