Sunday, September 20, 2015

Politisi PAN Ini Nilai Pidato Adhyaksa Dault Lebih Hebat dari Pidato Presiden

Anggota DPR RI dari Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy menyebut selama 11 tahun kiprahnya di Senayan, hanya ada satu orang yang pidatonya dapat membuat para legislator kagum. Orang tersebut adalah Menteri Pemuda dan Olahraga di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I Adhyaksa Dault. 

"Selama 11 tahun saya jadi anggota DPR, baru sekali saya lihat ada orang pidato pengesahan UU yang terbaik dari 2004-2015 ini adalah Menpora 2004-2009. Pidatonya sangat hebat. Sangat menggelegar di DPR," ujar anggota Komisi III ini. 

Tjatur menyampaikan hal tersebut saat acara deklarasi dukungan para tokoh pada Adhyaksa sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta untuk pemilihan kepala daerah 2017, di Hotel Kartika Chandra, Minggu (20/9/2015). 

Tjatur menilai pidato yang disampaikan saat pengesahan Undang-undang 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan itu jauh lebih baik dari pidato presiden sekalipun. "Pidatonya lebih hebat dari pidato orang yang sering mengatakan nanti september ekonomi kita akan melesat," ujar dia yang langsung disambut tawa para peserta acara. 

Pada kesempatan yang sama, Mayor Jenderal (Purn) Hendarji Supanji menyebut bahwa Adhyaksa adalah orang yang paling berjasa terhadap dunia olahraga nasional. Sebab, kata dia, baru pada era Adhyaksa-lah Indonesia memiliki UU tentang Sistem Keolahragaan. 

"Selama 60 tahun kita tidak punya UU Olahraga. Baru ada saat disahkannnya UU Nomor 3 tahun 2005. Itu disahkan saat beliau menjabat sebagai Menpora," ucap Hendarji.

Mantan Rektor Universitas Paramadina Yuddy Latif menjadi salah satu tokoh yang mendukung majunya Adhyaksa Dault sebagai bakal calon gubernur untuk pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017. Ia turut hadir saat acara yang diberi tema "sinergi tokoh, sinergi umat mendaulat Adhyaksa Dault sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (20/9/2015). 

Dalam kesempatan tersebut, Yuddy menilai saat ini Jakarta membutuhkan seorang pemimpin yang tegas dan adil. Menurut dia, sisi tegas seorang pemimpin tidak bisa diukur bersadarkan kebiasaan marah-marah. "Pemimpin yang tegas beda dengan pemimpin yang kerjanya marah-marah," ujar Yuddy. 

Selain sisi tegas, Yuddy juga berbicara mengenai sisi adil. Menurut dia, seoran pemimpin yang adil adalah pemimpin yang bisa tegas tidak hanya pada orang miskin, tetapi juga orang kaya. "Kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya tegas pada orang miskin, tapi juga orang kaya. Jakarta tidak boleh hanya dinikmati oleh orang-orang kaya, tetapi juga orang-orang miskin," kata Yuddy. 

Pada kesempatan yang sama, anggota DPR RI dari Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy menilai Adhyaksa sebagai seseorang yang otentik dan apa adanya. Tjatur menilai kehadiran Adhyaksa menjadi solusi dari banyaknya pemimpin hasil pencitraan yang ia nilai marak belakangan ini 

"Sekarang orang susah membedakan mana mutiara, mana permata, dan mana batu kerikil. Orang bisa jadi pemimpin dengan berbagai pencitraan. Pencitraan itu bahasa lainnya pemalsuan. Pemalsuan itu sama saja dengan penipuan. Kerikil dicat dan diberitakan seperti emas. Orang percaya dan membeli. Setelah dibeli dan dibawa pulang ke rumah, ternyata batu kerikil," papar Tjatur. 

"Tapi kalau saya lihat foto orang yang ada di sebelah saya ini sulit untuk menipu. Karena apa yang dibicarakannnya semua keluar dari lubuk hati yang paling dalam," tambahnya seraya menunjuk spanduk besar bergambar Adhyaksa.

No comments:

Post a Comment